M : Tuhan.
Bolehkah aku bertanya padaMu?
T : Tentu, hambaku. Silahkan
M : Tapi janji ya. Engkau takkan marah.
T : Iya aku janji.
M : Kenapa Kau ijinkan banyak hal buruk terjadi padaku hari ini?
T : Apa maksudmu?
M : Aku bangun terlambat. Mobilku mogok dan butuh waktu lama untuk menyala. Roti yang ku pesan dibuat tidak seperti perasaanku. Hingga malas memakannya. Dijalan pulang, HPku tiba tiba mati saat aku berbicara bisnis besar. Dan akhirnya saat ku sampai rumah, aku hanya ingin sedikit bersantai dengan mesin pijat refleksi yang baru kubeli. Tapi mati! Kenapa tak ada yang lancar hari ini?
T : Biar Kuperjelas hambaKu. Ada malaikat kematian pagi tadi. Dan Aku mengirimkan malaikatKu untuk berperang melawannya agar tidak ada hal buruk terjadi padamu. Kubiarkan kau teridur saat itu. Aku tak biarkan mobilmu menyala tepat waktu karna ada pengemudi mabuk lewat didepan jalan dan akan menabrakmu. Pembuat burgermu sedang sakit. Aku tak ingin kau tertular. Oleh karenanya Kubuatnya salah bekerja. HPmu Kubuat mati karena mereka penipu. Lagipula akan mengacaukan konsentrasimu dalam mengemudi bila ada yang menghubungimu kala HP menyala. Soal mesin pijat refleksi. KU tahu kau belum sempat beli voucher listrik, bila mesin itu nyala maka ambil banyak listrikmu. Ku yakin kamu tak ingin berada dalam kegelapan.
M : (menangis tersedu) Maafkan aku Tuhan
T : Tak apa. Tak perlu minta maaf. Belajarlah tuk percaya padaKu. RencanaKu padamu lebih baik dari rencanamu sendiri.
T : Tentu, hambaku. Silahkan
M : Tapi janji ya. Engkau takkan marah.
T : Iya aku janji.
M : Kenapa Kau ijinkan banyak hal buruk terjadi padaku hari ini?
T : Apa maksudmu?
M : Aku bangun terlambat. Mobilku mogok dan butuh waktu lama untuk menyala. Roti yang ku pesan dibuat tidak seperti perasaanku. Hingga malas memakannya. Dijalan pulang, HPku tiba tiba mati saat aku berbicara bisnis besar. Dan akhirnya saat ku sampai rumah, aku hanya ingin sedikit bersantai dengan mesin pijat refleksi yang baru kubeli. Tapi mati! Kenapa tak ada yang lancar hari ini?
T : Biar Kuperjelas hambaKu. Ada malaikat kematian pagi tadi. Dan Aku mengirimkan malaikatKu untuk berperang melawannya agar tidak ada hal buruk terjadi padamu. Kubiarkan kau teridur saat itu. Aku tak biarkan mobilmu menyala tepat waktu karna ada pengemudi mabuk lewat didepan jalan dan akan menabrakmu. Pembuat burgermu sedang sakit. Aku tak ingin kau tertular. Oleh karenanya Kubuatnya salah bekerja. HPmu Kubuat mati karena mereka penipu. Lagipula akan mengacaukan konsentrasimu dalam mengemudi bila ada yang menghubungimu kala HP menyala. Soal mesin pijat refleksi. KU tahu kau belum sempat beli voucher listrik, bila mesin itu nyala maka ambil banyak listrikmu. Ku yakin kamu tak ingin berada dalam kegelapan.
M : (menangis tersedu) Maafkan aku Tuhan
T : Tak apa. Tak perlu minta maaf. Belajarlah tuk percaya padaKu. RencanaKu padamu lebih baik dari rencanamu sendiri.
Dari
kecil, aku tidak lepas dari yang namanya provokasi orang tua. Maksudnya, apa
yang aku inginkan pasti tidak disetujui sama orang tua. Dan kalian tau apa
akibatnya, otomatis aku pun harus menuruti perintah orang tuaku. Ya, mau gak
mau dan sangat terpaksa. Jadi dimulai waktu aku SD. Aku bersekolah di SDN
Jember Lor 1. Tapi aku lebih pengen sekolah di SD Jember Lor 3, karena alasan
sekolahnya bagus dan sering menjuarai lomba menyanyi dan menggambar (kebetulan
aku waktu umur 6 tahun sering mengikuti perlombaan itu). Its oke, namanya anak
SD kalo masalah pendidikan tidak berpikir yang terlalu jauh kan, oke aku turuti
saja. Waktu aku kelas 3, aku berniat ingin pindah ke SD Jember Lor 3. Dengan
alasan, sekolah itu resmi menjadi sekolah RSBI Se-Jatim. Aku memaksa. Aku
berontak. Tapi orang tuaku tidak setuju. Akhirnya, ku urungkan niatku untuk
pindah sekolah. Sedih memang. Tapi, lama kelamaan, aku merasakan keberuntungan
selalu datang kepadaku. Aku mendapat ranking 10 besar berturut-turut. Meskipun
aku tidak pernah menduduki ranking 3 besar, tapi 10 besar sudah sangat bagus
kalo buat anak SD. Terus, aku juga sering mengikuti lomba paduan suara, nasyid,
vocal group, baca puisi, menggambar, dan olimpiade sains dan ips se-jember.
Alhamdulillah, aku sering menduduki sebagai peserta yang mendapat juara.
Sekarang putar balik, kalau saja aku bersekolah di SD jember Lor 3, mungkin aku
tidak akan mendapat trofi perlombaan sebanyak ini. So, aku percaya. Rencana
Tuhan jauh lebih indah.
Next,
setelah lulus SD, semua temen-temen aku punya persiapan buat masuk ke SMP yang
mereka inginkan. Tentu aku juga tak ingin kalah dong dari mereka. Aku berniat
sekolah di SMP 2 Jember.Ya, itu sekolah terfavorit yang terkenal cerdas diatas
rata-rata dan sering memborong piala setiap ada perlombaan apapun. Aku ingin
sekali menjadi siswa resmi disitu. Tapi, ayahku tak lagi mengizinkanku sekolah
disitu. Entah apa alasannya, mungkin karena saat itu ayahku menjabat sebagai
guru matematika di SMP 3 Jember. Maka dari itu, aku lagi-lagi mau gak mau harus
menuruti keinginan beliau. Yah, terpaksa sih. Tapi, lagi-lagi keberuntunganku kembali
berpihak padaku. Aku berturut-turut mendapat peringkat kelas 7 besar (ini dalam
artian aku tidak pernah mendapat peringkat 7 kebawah) dan meskipun
jarang-jarang banget aku dapet peringkat 5 besar. Itupun mungkin 2x dalam 6
semester. Tapi itu suatu rezeki banget buat aku, aku sangat mensyukurinya. Aku
juga pernah mengikuti olimpiade biologi di Smasa Science Camp, meskipun bukan
aku juaranya. But, its okay. Dan, aku juga sering mengikuti lomba paduan suara
yang pada akhirnya sekolah kamilah juaranya. Alhamdulillah, aku sangat
mensyukurinya. Sekarang putar balik, kalau saja aku bersekolah di SMP 2 JEmber,
mungkin aku tidak akan mendapat peringkat kelas se-bagus ini. So, aku percaya.
Rencana Tuhan jauh lebih indah.
Next,
setelah lulus SMP. Aku berencana melanjutkan masa SMAku di SMA 1 Jember dengan
modal sertifikat-sertifikat paduan suaraku selama aku di SMP 3. Tapi, lagi,
lagi, dan lagi. Ayahku tidak setuju aku sekolah disitu. Alasannya sih, katanya
nilai aku gak nutut (gak cukup) kalo mau masuk situ. Yah, waktu itu aku nangis.
Pengen banget sekolah di tempat yang aku pengen. Masak sih, dari dulu aku
selalu diprovokasi seperti ini? Meskipun dengan modal sertifikat paduan suara
saja, aku yakin inshaallah aku akan disambut baik (diterima) disana. Waktu itu
aku bimbang banget. Solusinya cuman 1. Aku harus konsultasi ke BK di SMPku.
Guru BK ku pun menyarankan aku sekolah di SMA 2 Jember. Aku sih iya-iyain aja
soalnya, aku harus sekolah dimana lagi? SMA 1 sudah sangat jelas tidak mungkin
aku tempati. Dengan berat hati, aku bilang ke ayah kalau aku mau daftar di SMA
2 Jember. Ayahku setuju saja, asal jangan di SMA 1. Intinya sih begitu. Fine,
aku bersekolah di SMAN 2 Jember. Its okay. Boleh juga. Dan, disinilah perjuanganku
dimulai *eisih. SMA sudah pasti ada penjurusan, Nah, awalnya nih aku berharap
kalau aku bisa masuk IPA, bukan berarti aku gak mau masuk IPS. Disini aku
netral. Mau IPA, mau IPS sih terserah. Karena aku gak tau waktu itu minatku apa
selain jurusan Bahasa (kebetulan disekolahku tidak ada jurusan Bahasa). IPS
boleh aja, cuman karena ayahku lebih pengen aku masuk IPA, aku pun berharap
begitu. Kenyataannya…. Sewaktu hari pertama masuk sekolah, aku kaget setengah
mati. Karena apa? Aku ketimpa di jurusan IPS. Ha? Serius? Tidak seserius itu
sih. Aku biasa aja, tidak terlau tertekan. Yang aku pikirkan waktu itu cuman
satu, ayahku. Aku waktu itu mikir, ayahku pasti kecewa mendengar berita ini,
secara ayahku juga guru matematika. Entah apa respon ayahku setelah mendengar
berita ini. Sampai dirumah, aku udah ngeduga banget kalo ayahku bakalan tanya
tentang kelas baruku. Ya aku jawab agak kepaksa gitu kalo aku masuk IPS 1. Dan
ternyata, ayahku biasa-biasa aja. Justru malah beliau yang nanya ke aku mina
tapa enggak di IPS. Yaudah aku jawab kalo minat. Lah, ternyata ayahku memang
ngedaftarin aku di IPS. Sontak aku langsung kaget bercampur lega, karena
untungnya aja ayahku gak kecewa sama aku. Hehehehe. Jadi itu sewaktu registrasi/daftar ulang di
SMA 2, kan dikasih formulir tuh, suruh diisi tentang data diri, dll. Nah,
kebetulan formulirnya ayahku yang ngisi, sedangkan aku waktu itu ikut tes
kesehatan. Yaudah, pantas aja aku gak tau kalo aku sebenernya didaftarin di
IPS, ayahku juga gak bilang-bilang ke aku, entah kenapa alasannya. Mungkin biar
surprise kali yak wkwkwk. Aku tanya alasan ayahku daftarin aku di IPS, beliau
menjawab kalo aku bisa berkembang pesat di jurusan itu. Yah, akunya amin saja.
Dan ternyata, doa ayahku dan amin-ku itu beneran didengar oleh Tuhan. Aku
mendapat peringkat 3 besar berturut-turut setiap semester (ya meskipun ada 1
semester yang mendapat ranking 4). Siapa yang gak bangga cobak? Ya pasti
bangga. Mendapat sertifikat+uang tunai sebagai bonus. Alhamdulillah. Sekarang
putar balik, kalau saja aku bersekolah di SMA 1 JEmber, dan aku masuk jurusan
IPA, mungkin aku tidak akan berkembang pesat dan tidak akan mendapat sertifikat
sebanyak itu. So, aku percaya. Rencana Tuhan jauh lebih indah.
Next,
setelah SMA, ga mungkin dong aku langsung kerja, wkwkw. Kuliah itu pasti. Aku
pengen kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya. Karena apa? Karena fakultas
impianku ada disana semua. Fakultas Psikologi, dan Fakultas Ilmu Komunikasi.
Tapi, yaa seperti biasa, ayahku melarangku. Lah wong sekolah yang masih satu
kota aja dilarang, gimana kuliah yang sudah beda kota? Hm, sedih banget.
Padahal aku pengen jadi psikolog, kalau gak bagian perfilman dan pertelevisian.
Tapi aku mencoba berpikir lebih bijak lagi, semakin aku tumbuh dewasa, semakin
tua juga ayah ibuku. Kalau bukan anaknya sendiri yang menjaga, lalu siapa lagi?
Dan alhamdulillah aku diterima di Fakultas Hukum Universitas Jember sebagai
mahasiswa yang lolos pada jalur undangan/ SNMPTN. Aku sangat berterima kasih
pada Tuhan, karena masih banyak anak yang tidak seberuntung aku disini. Bismillah.
Aku yakin. Tuhan selalu punya rencana yang lebih baik.
Nah mengapa harus kecewa, bukankah Allah
sudah mempersiapkan rencana lain yang lebih indah. Betulkah Tuhan sudah
mempersiapkan rencana yang lebih indah? Mengapa masih bertanya juga, coba
perhatikan kita bisa hidup hingga detik ini… memangnya itu rencanamu. pernahkah
kita merencanakan hidup sampai kapan atau mati pada tahun berapa? Oh… jika kau
pandai mensyukuri tentunya kau akan tahu, inilah rencana Tuhan yang telah
dirancang berpuluh ribu tahun sebelum kau terlahir. Bayangkan jika kau
direncanakan bertahan hidup hanya hingga detik ini, apakah semua rencanamu yang
sudah dirancang sedemikian hebatnya masih berguna untukmu..? Indah bukan
rencana Tuhan itu, untuk itu, jangan merasa kecewa ketika hidup tak sesuai
rencana, kegagalan itu akan menggiringmu ke arah yang lebih baik di mata Tuhan…
percayalah dan yakinlah…
Kalau begitu mengapa kita harus membuat
rencana jika memang rencana Allah lebih indah dan memang sudah dipersiapkan
untuk kita. Oh..bukan begitu. ” Hidup memang harus punya rencana, sebab jika
hidup tidak punya rencana yang baik, kita tidak akan pernah tahu bahwa Allah
swt akan memberikan rencana dan hasil yang terbaik dibanding dengan rencana
kita yang baik itu ” Paham kan?
Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja
dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja kita
mengalami suatu kegagalan atau pencapaian target yang tak sesuai dalam hidup.
sehingga kita merasakan hal yang kurang mengenakkan dan kemudian memandangnya
menjadi sesuatu hal yang buruk. Maka keburukan akan terjadi jika kita
memandangnya dari satu sisi saja. Coba bila kita berani memandang ke sisi yang
lain, maka disitu akan ditemukan pemandangan yang jauh berbeda.
Ketika sebuah proses tidak sesuai dengan
rencana dan kegagalan terjadi tak usahlah menyurutkan semangat kita. Tuhan Maha
Tau ketika kita kecewa dan sedih tapi semua itu akan tergantikan dengan
kebahagiaan tinggallah waktu diiringi usaha yang akan menentukan proses
selanjutnya. Cobalah perhatikan dibalik semua kejadian akan ada hikmah yang
membuat kita semakin kuat dan semakin lebih baik. Untuk itu ikhlaskanlah semua
yang Tuhan telah gariskan untuk kita, Tuhan tak akan mungkin membiarkan hambaNya
dalam kesulitan tentunya akan diberikan kemudahan. Sikapi semua dengan rasa
syukur dan sabar, juga hadapi semua kegagalan dengan hati yang tulus dan penuh
semangat..Terangkan pikiran, buang rasa kecewa jauh-jauh dan yakinkan dalam
hati bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik.
Setelah aku cerita panjang-panjang,
kesimpulannya cuman beberapa kalimat saja.
“Mengapa Tuhan tidak mengizinkan aku melanjutkan
pendidikan di tempat yang aku inginkan? Karena Tuhan mengiginkan aku berkembang
lebih baik demi meningkatkan kualitas diri di tempat lain. Jangan paksakan
genggamanmu. Menyalahkan keadaan dan takdir tidak akan merubah segalanya. Ketika
Tuhan menjawab “TIDAK” atas doamu, berterima kasihlah karena itu cara Tuhan
untuk melindungimu dari sesuatu yang tak pantas kamu dapatkan” -DH