04 Juli 2016

Aku Tau Tuhan Lebih Tau



Intinya begini. Tidak semua hal yang kita inginkan di dunia ini, dapat kita miliki. Terkadang, ada saat dimana apa-apa yang kita harapkan, yang kita rencanakan, bahkan dengan sudah sangat matang, ternyata harus berjalan berkebalikan. Tentulah pada saat demikian, refleks manusia akan mengarahkan dirinya pada suatu kekecewaan. Apakah kecewa itu salah? Tentu saja tidak. Kecewa merupakan reaksi alami yang timbul akibat kenyataan, tak sesuai harapan. Perasaan tersebut sangat manusiawi. Namun kecewa jadi tidak baik ketika ia justru membuat kita terpuruk terlampau dalam, hingga menghilangkan kesadaran, bahwa Allah selalu tetapkan tujuan, dalam setiap kejadian. Contoh, ilustrasinya itu seperti ini
M : Tuhan. Bolehkah aku bertanya padaMu?
T :  Tentu, hambaku. Silahkan
M : Tapi janji ya. Engkau takkan marah.
T : Iya aku janji.
M : Kenapa Kau ijinkan banyak hal buruk terjadi padaku hari ini?
T : Apa maksudmu?
M : Aku bangun terlambat. Mobilku mogok dan butuh waktu lama untuk menyala. Roti yang ku pesan dibuat tidak seperti perasaanku. Hingga malas memakannya. Dijalan pulang, HPku tiba tiba mati saat aku berbicara bisnis besar. Dan akhirnya saat ku sampai rumah, aku hanya ingin sedikit bersantai dengan mesin pijat refleksi yang baru kubeli. Tapi mati! Kenapa tak ada yang lancar hari ini?
T : Biar Kuperjelas hambaKu. Ada malaikat kematian pagi tadi. Dan Aku mengirimkan malaikatKu untuk berperang melawannya agar tidak ada hal buruk terjadi padamu. Kubiarkan kau teridur saat itu. Aku tak biarkan mobilmu menyala tepat waktu karna ada pengemudi mabuk lewat didepan jalan dan akan menabrakmu. Pembuat burgermu sedang sakit. Aku tak ingin kau tertular. Oleh karenanya Kubuatnya salah bekerja. HPmu Kubuat mati karena mereka penipu. Lagipula akan mengacaukan konsentrasimu dalam mengemudi bila ada yang menghubungimu kala HP menyala. Soal mesin pijat refleksi. KU tahu kau belum sempat beli voucher listrik, bila mesin itu nyala maka ambil banyak listrikmu. Ku yakin kamu tak ingin berada dalam kegelapan.
M : (menangis tersedu) Maafkan aku Tuhan
T : Tak apa. Tak perlu minta maaf. Belajarlah tuk percaya padaKu. RencanaKu padamu lebih baik dari rencanamu sendiri.

Masih ragukah? Oke, kali ini Dianti sedikit bercerita ya. Ini murni dari pengalaman aku sendiri.

Dari kecil, aku tidak lepas dari yang namanya provokasi orang tua. Maksudnya, apa yang aku inginkan pasti tidak disetujui sama orang tua. Dan kalian tau apa akibatnya, otomatis aku pun harus menuruti perintah orang tuaku. Ya, mau gak mau dan sangat terpaksa. Jadi dimulai waktu aku SD. Aku bersekolah di SDN Jember Lor 1. Tapi aku lebih pengen sekolah di SD Jember Lor 3, karena alasan sekolahnya bagus dan sering menjuarai lomba menyanyi dan menggambar (kebetulan aku waktu umur 6 tahun sering mengikuti perlombaan itu). Its oke, namanya anak SD kalo masalah pendidikan tidak berpikir yang terlalu jauh kan, oke aku turuti saja. Waktu aku kelas 3, aku berniat ingin pindah ke SD Jember Lor 3. Dengan alasan, sekolah itu resmi menjadi sekolah RSBI Se-Jatim. Aku memaksa. Aku berontak. Tapi orang tuaku tidak setuju. Akhirnya, ku urungkan niatku untuk pindah sekolah. Sedih memang. Tapi, lama kelamaan, aku merasakan keberuntungan selalu datang kepadaku. Aku mendapat ranking 10 besar berturut-turut. Meskipun aku tidak pernah menduduki ranking 3 besar, tapi 10 besar sudah sangat bagus kalo buat anak SD. Terus, aku juga sering mengikuti lomba paduan suara, nasyid, vocal group, baca puisi, menggambar, dan olimpiade sains dan ips se-jember. Alhamdulillah, aku sering menduduki sebagai peserta yang mendapat juara. Sekarang putar balik, kalau saja aku bersekolah di SD jember Lor 3, mungkin aku tidak akan mendapat trofi perlombaan sebanyak ini. So, aku percaya. Rencana Tuhan jauh lebih indah.


Next, setelah lulus SD, semua temen-temen aku punya persiapan buat masuk ke SMP yang mereka inginkan. Tentu aku juga tak ingin kalah dong dari mereka. Aku berniat sekolah di SMP 2 Jember.Ya, itu sekolah terfavorit yang terkenal cerdas diatas rata-rata dan sering memborong piala setiap ada perlombaan apapun. Aku ingin sekali menjadi siswa resmi disitu. Tapi, ayahku tak lagi mengizinkanku sekolah disitu. Entah apa alasannya, mungkin karena saat itu ayahku menjabat sebagai guru matematika di SMP 3 Jember. Maka dari itu, aku lagi-lagi mau gak mau harus menuruti keinginan beliau. Yah, terpaksa sih. Tapi, lagi-lagi keberuntunganku kembali berpihak padaku. Aku berturut-turut mendapat peringkat kelas 7 besar (ini dalam artian aku tidak pernah mendapat peringkat 7 kebawah) dan meskipun jarang-jarang banget aku dapet peringkat 5 besar. Itupun mungkin 2x dalam 6 semester. Tapi itu suatu rezeki banget buat aku, aku sangat mensyukurinya. Aku juga pernah mengikuti olimpiade biologi di Smasa Science Camp, meskipun bukan aku juaranya. But, its okay. Dan, aku juga sering mengikuti lomba paduan suara yang pada akhirnya sekolah kamilah juaranya. Alhamdulillah, aku sangat mensyukurinya. Sekarang putar balik, kalau saja aku bersekolah di SMP 2 JEmber, mungkin aku tidak akan mendapat peringkat kelas se-bagus ini. So, aku percaya. Rencana Tuhan jauh lebih indah.

Next, setelah lulus SMP. Aku berencana melanjutkan masa SMAku di SMA 1 Jember dengan modal sertifikat-sertifikat paduan suaraku selama aku di SMP 3. Tapi, lagi, lagi, dan lagi. Ayahku tidak setuju aku sekolah disitu. Alasannya sih, katanya nilai aku gak nutut (gak cukup) kalo mau masuk situ. Yah, waktu itu aku nangis. Pengen banget sekolah di tempat yang aku pengen. Masak sih, dari dulu aku selalu diprovokasi seperti ini? Meskipun dengan modal sertifikat paduan suara saja, aku yakin inshaallah aku akan disambut baik (diterima) disana. Waktu itu aku bimbang banget. Solusinya cuman 1. Aku harus konsultasi ke BK di SMPku. Guru BK ku pun menyarankan aku sekolah di SMA 2 Jember. Aku sih iya-iyain aja soalnya, aku harus sekolah dimana lagi? SMA 1 sudah sangat jelas tidak mungkin aku tempati. Dengan berat hati, aku bilang ke ayah kalau aku mau daftar di SMA 2 Jember. Ayahku setuju saja, asal jangan di SMA 1. Intinya sih begitu. Fine, aku bersekolah di SMAN 2 Jember. Its okay. Boleh juga. Dan, disinilah perjuanganku dimulai *eisih. SMA sudah pasti ada penjurusan, Nah, awalnya nih aku berharap kalau aku bisa masuk IPA, bukan berarti aku gak mau masuk IPS. Disini aku netral. Mau IPA, mau IPS sih terserah. Karena aku gak tau waktu itu minatku apa selain jurusan Bahasa (kebetulan disekolahku tidak ada jurusan Bahasa). IPS boleh aja, cuman karena ayahku lebih pengen aku masuk IPA, aku pun berharap begitu. Kenyataannya…. Sewaktu hari pertama masuk sekolah, aku kaget setengah mati. Karena apa? Aku ketimpa di jurusan IPS. Ha? Serius? Tidak seserius itu sih. Aku biasa aja, tidak terlau tertekan. Yang aku pikirkan waktu itu cuman satu, ayahku. Aku waktu itu mikir, ayahku pasti kecewa mendengar berita ini, secara ayahku juga guru matematika. Entah apa respon ayahku setelah mendengar berita ini. Sampai dirumah, aku udah ngeduga banget kalo ayahku bakalan tanya tentang kelas baruku. Ya aku jawab agak kepaksa gitu kalo aku masuk IPS 1. Dan ternyata, ayahku biasa-biasa aja. Justru malah beliau yang nanya ke aku mina tapa enggak di IPS. Yaudah aku jawab kalo minat. Lah, ternyata ayahku memang ngedaftarin aku di IPS. Sontak aku langsung kaget bercampur lega, karena untungnya aja ayahku gak kecewa sama aku. Hehehehe.    Jadi itu sewaktu registrasi/daftar ulang di SMA 2, kan dikasih formulir tuh, suruh diisi tentang data diri, dll. Nah, kebetulan formulirnya ayahku yang ngisi, sedangkan aku waktu itu ikut tes kesehatan. Yaudah, pantas aja aku gak tau kalo aku sebenernya didaftarin di IPS, ayahku juga gak bilang-bilang ke aku, entah kenapa alasannya. Mungkin biar surprise kali yak wkwkwk. Aku tanya alasan ayahku daftarin aku di IPS, beliau menjawab kalo aku bisa berkembang pesat di jurusan itu. Yah, akunya amin saja. Dan ternyata, doa ayahku dan amin-ku itu beneran didengar oleh Tuhan. Aku mendapat peringkat 3 besar berturut-turut setiap semester (ya meskipun ada 1 semester yang mendapat ranking 4). Siapa yang gak bangga cobak? Ya pasti bangga. Mendapat sertifikat+uang tunai sebagai bonus. Alhamdulillah. Sekarang putar balik, kalau saja aku bersekolah di SMA 1 JEmber, dan aku masuk jurusan IPA, mungkin aku tidak akan berkembang pesat dan tidak akan mendapat sertifikat sebanyak itu. So, aku percaya. Rencana Tuhan jauh lebih indah.


Next, setelah SMA, ga mungkin dong aku langsung kerja, wkwkw. Kuliah itu pasti. Aku pengen kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya. Karena apa? Karena fakultas impianku ada disana semua. Fakultas Psikologi, dan Fakultas Ilmu Komunikasi. Tapi, yaa seperti biasa, ayahku melarangku. Lah wong sekolah yang masih satu kota aja dilarang, gimana kuliah yang sudah beda kota? Hm, sedih banget. Padahal aku pengen jadi psikolog, kalau gak bagian perfilman dan pertelevisian. Tapi aku mencoba berpikir lebih bijak lagi, semakin aku tumbuh dewasa, semakin tua juga ayah ibuku. Kalau bukan anaknya sendiri yang menjaga, lalu siapa lagi? Dan alhamdulillah aku diterima di Fakultas Hukum Universitas Jember sebagai mahasiswa yang lolos pada jalur undangan/ SNMPTN. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan, karena masih banyak anak yang tidak seberuntung aku disini. Bismillah. Aku yakin. Tuhan selalu punya rencana yang lebih baik.


Nah mengapa harus kecewa, bukankah Allah sudah mempersiapkan rencana lain yang lebih indah. Betulkah Tuhan sudah mempersiapkan rencana yang lebih indah? Mengapa masih bertanya juga, coba perhatikan kita bisa hidup hingga detik ini… memangnya itu rencanamu. pernahkah kita merencanakan hidup sampai kapan atau mati pada tahun berapa? Oh… jika kau pandai mensyukuri tentunya kau akan tahu, inilah rencana Tuhan yang telah dirancang berpuluh ribu tahun sebelum kau terlahir. Bayangkan jika kau direncanakan bertahan hidup hanya hingga detik ini, apakah semua rencanamu yang sudah dirancang sedemikian hebatnya masih berguna untukmu..? Indah bukan rencana Tuhan itu, untuk itu, jangan merasa kecewa ketika hidup tak sesuai rencana, kegagalan itu akan menggiringmu ke arah yang lebih baik di mata Tuhan… percayalah dan yakinlah…
 Kalau begitu mengapa kita harus membuat rencana jika memang rencana Allah lebih indah dan memang sudah dipersiapkan untuk kita. Oh..bukan begitu. ” Hidup memang harus punya rencana, sebab jika hidup tidak punya rencana yang baik, kita tidak akan pernah tahu bahwa Allah swt akan memberikan rencana dan hasil yang terbaik dibanding dengan rencana kita yang baik itu ” Paham kan?
Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja kita mengalami suatu kegagalan atau pencapaian target yang tak sesuai dalam hidup. sehingga kita merasakan hal yang kurang mengenakkan dan kemudian memandangnya menjadi sesuatu hal yang buruk. Maka keburukan akan terjadi jika kita memandangnya dari satu sisi saja. Coba bila kita berani memandang ke sisi yang lain, maka disitu akan ditemukan pemandangan yang jauh berbeda.
Ketika sebuah proses tidak sesuai dengan rencana dan kegagalan terjadi tak usahlah menyurutkan semangat kita. Tuhan Maha Tau ketika kita kecewa dan sedih tapi semua itu akan tergantikan dengan kebahagiaan tinggallah waktu diiringi usaha yang akan menentukan proses selanjutnya. Cobalah perhatikan dibalik semua kejadian akan ada hikmah yang membuat kita semakin kuat dan semakin lebih baik. Untuk itu ikhlaskanlah semua yang Tuhan telah gariskan untuk kita, Tuhan tak akan mungkin membiarkan hambaNya dalam kesulitan tentunya akan diberikan kemudahan. Sikapi semua dengan rasa syukur dan sabar, juga hadapi semua kegagalan dengan hati yang tulus dan penuh semangat..Terangkan pikiran, buang rasa kecewa jauh-jauh dan yakinkan dalam hati bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik.
Setelah aku cerita panjang-panjang, kesimpulannya cuman beberapa kalimat saja.
Mengapa Tuhan tidak mengizinkan aku melanjutkan pendidikan di tempat yang aku inginkan? Karena Tuhan mengiginkan aku berkembang lebih baik demi meningkatkan kualitas diri di tempat lain. Jangan paksakan genggamanmu. Menyalahkan keadaan dan takdir tidak akan merubah segalanya. Ketika Tuhan menjawab “TIDAK” atas doamu, berterima kasihlah karena itu cara Tuhan untuk melindungimu dari sesuatu yang tak pantas kamu dapatkan-DH