IPA atau IPS? Milih yang mana? Ini salah satu masalah yang
dilanda siswa baru ketika mulai masuk SMA. Banyak yang ingin masuk IPA, karena
gengsi dan terkesan lebih dipandang baik oleh semua kalangan. IPA dianggap
orang-orang pilihan. Yang isinya sekelompok anak-anak rajin. Sedangkan IPS itu
sekelompok anak otak kanan dan nakal yang biasanya ingin masuk IPA tetapi nilai
mereka tidak cukup dan tidak layak, oleh karena itu IPS disebut dengan kelas
siswa buangan. Nyesek -_-
Singkat cerita, aku anak IPS. Dulu, aku kira ayahku
mendaftarkanku ke jurusan IPA. Aku sih iyain aja, karena aku belum tau minatku apa
selain di bidang seni dan Bahasa. Kebetulan juga di sekolahku gak ada jurusan Bahasa.
Nah, setelah pengumuman pembagian kelas, aku kaget bukannya aku masuk jurusan
IPA, kok malah IPS sih ya. Ini aku bingung sama sekali. Jangankan aku, temen-temenku pada kaget dan gak nyangka juga kalo aku masuk IPS. Apalagi aku takut dimarahin
ayah kalo aku gak masuk IPA, secara ayahku dulu seorang guru matematika. Hari
pertama masuk sekolah itu merupakan hari terberat buat aku. Kok bisa di IPS?
Kenapa harus IPS? Ya, cuss aku pulang sekolah. Sampai rumah aku udah ngeduga
kalo ayahku bakal tanya tentang kelas baruku.
Ayah : “Pi, masuk kelas mana?”
Aku : “IPS 1 yah” (ini ceritanya aku takut ayahku kecewa, jadi
jawabnya gak ikhlas banget)
Ayah : “Oh ya alhamdulillah”
Aku : “Aku gaktau kok bisa masuk IPS, padahal nilaiku ya
bagus-bagus aja kok”
Ayah : “Kamu gak minat di IPS ta?”
Aku : “Bukan gak minat, tapi kok bisa masuk IPS seh”
Ayah : “Loh, ayahe ngedaftarin kamu di IPS emang pi”
Aku : “Ha? Iyata? Loh kok bisa se? Katanya IPA?”
Ayah : “Iya, ayahe tanya ke gurumu SMP, kamu lebih kuat di
IPS. Makanya ayahe daftarin kamu di IPS aja. Siapa tau bisa berkembang”
Aku : “Yaallah. Ayahe gak bilang dulu ke aku” (ini ceritanya
aku lagi lega banget)
Ya, aku anak IPS. Pure IPS. Semenjak kejadian itu, aku udah
lega banget. Gak ada yang perlu ditakutin. Gak minder sama sekali. Justru aku
bangga. Aku bakalan buktiin ke semua orang bahwa aku bakal bisa nunjukin yang
terbaik. Ya, inilah minatku, inilah daya tarikku. Yang aku paling benci itu
adalah ketika anak IPA dan kaum awam menilai dan memandang IPS sebelah mata.
Sakit brohhh. Ini ya, aku jabarkan. Kurang lebih itu pandangannya kayak gini:
- Lebih dipandang baik kalo masuk jurusan IPA. Sedangkan IPS diabaikan
Ada nggak sih yang pernah
disuruh-suruh sama orang tua buat masuk jurusan IPA, walaupun kamu nggak pengen
banget buat masuk IPA. Ya ini nih, produk dari cap bahwa masuk IPA itu
bergengsi banget. Kelihatan pintar dan bisa kelihatan suksesnya dari SMA. Tapi
masa iya kesuksesanmu bisa dijamin dari masuknya kamu ke jurusan IPA?
- IPA penuh dengan hitung-hitungan. IPS penuh dengan hafalan
Nggak selamanya hukum ini berlaku
loh ya. Anak IPA kan juga harus menghafalkan berbagai macam nama ilmiah takson,
anatomi sel hingga tubuh makhluk hidup di biologi, unsur-unsur kimia, rumus
penghitungan di matematika dan fisika dan lain sebagainya. Jangan pikir anak
IPS nggak diajak hitung-hitungan juga. Mereka juga dituntut buat teliti ketika
melakukan penghitungan statistik kependudukan di sosiologi, kelembapan nisbi,
ketinggian kontur, proyeksi peta, dan masih banyak lagi di pelajaran geografi,
menghitung harga pokok jual beli, pajak, kas atau neraca di pelajaran ekonomi
dan akuntansi. So, IPA gak selamanya menghitung. Dan IPS gak selamanya
mengahafal
- Anak IPA wajar jago di matematika. Anak IPS wajar jago di sejarah
Ini itu penilaian yang subyektif
banget. Kenapa? Menurutku ini gak adil. Banyak kok, teman sekelasku yang jago
matematika. Bukan berarti dia gak jago di ilmu sosial yang lainnya. Dan, aku
yakin kok banyak anakIPA diluar sana yang suka dengan telaah sejarah Indonesia dan
internasional. Dan juga bukan berarti dia gak jado di ilmu eksak lainnya. Itu sebuah
keunggulan individu dibeberapa populasi. Cielah, wkwkwk.
- Anak IPA bisa masuk semua jurusan kuliah. Sedangkan IPS tidak
Ya, anak IPA memang diberi julukan
‘tukang tikung’ kalo masalah perkuliahan. Karena apa? Ya, mereka mesti nikung
jatahnya IPS sih wkwwk, peace. Tapi, IPS juga bisa kok masuk ke jurusan IPA.
IPS masih punya harapan kok asal bisa lolos tes. Karena pelajaran IPA perlu
ketelitian, berlatih terus menerus, ketekunan mengerjakan agar mendapat jawaban
yang benar. Anak IPA juga penuh perjuangan loh waktu dia harus masuk dan
belajar hal-hal berbau sosial. Karena pelajaran IPS bukan Cuma menghafal,
tapi perlu penalaran dan analisis yang peka. Jadi, tidak ada yang tidak
mungkin.
- Anak IPA pendiam semua. Sedangkan IPS rame dan solid
Sejauh pengalaman aku sih, kelasku
pernah menjadi kelas terkompak. Yaa, memang kompak kok. Tapi, aku juga bisa
lihat banyak kelas IPA yang lainnya yang gak kalah kompak dengan kelas IPS.
Mungkin gak terlalu terlihat dari luar, tapi bisa dirasakan disetiap penghuni
kelasnya masing-masing kalo kelas mereka adalah kelas yang kompak. Karena
kekompakan itu bukan hanya untuk dilihat, tapi dirasakan. Kalo kita merasa
saling membutuhkan, maka persamaan kepentinganlah yang membuat
individu-individu itu saling menguatkan, dan menghasilkan sesuatu yang solid.
Asek.
-DH-