Disisi lain, aku harap orang tua
diluar sana tahu mana yang baik untuk kehidupan anaknya, tahu mana hal yang
harus ditanam pada diri anak sedari kecil, agar menjadi anak yang baik untuk
lingkungannya. Bukan berarti aku menyuruh para orang tua harus seperti orang
tuaku, tidak sama sekali. Aku hanya ingin mengingatkan saja, bahwa anak-anak
yang dididik dalam keluarga yang penuh kesantunan, etika, tata krama dan sikap
kesederhanaan akan tumbuh menjadi anak-anak yang tangguh, disenangi dan
disegani banyak orang.
Mereka tau aturan makan table manner
di restoran mewah.
Tapi tidak canggung makan di warteg
kaki lima.
Tapi tau mana yang keinginan dan
kebutuhan.
Tapi santai saja saat harus naik
angkot kemana-mana.
Mereka berbicara formal saat bertemu
orang berpendidikan.
Tapi mampu berbicara santai bertemu
orang jalanan.
Mereka berbicara visioner saat
bertemu rekan kerja.
Tapi mampu bercanda lepas bertemu
teman sekolah.
Tapi juga tidak merendahkan orang yang
lebih (maaf) miskin darinya.
Mereka mampu membeli barang-barang
bergengsi.
Tapi sadar kalau yang membuat dirinya
bergengsi adalah kualitas dan kapasitas dirinya, bukan dari barang yang
dikenakan.
Mereka punya. Tapi tidak teriak
kemana-mana. Kerendahan hati yang membuat orang lain respect dengan dirinya.
Jangan didik anak dari kecil dengan penuh kemanjaan, apalagi sampai melupakan
kesantunan, etika, dan tata krama. Hal-hal sederhana tentang kesantunan seperti: pamit sewaktu pergi dari rumah, permisi saat masuk ke rumah teman (karena ternyata
banyak orang masuk ke rumah orang tidak punya sopan santun, tidak menyapa orang-orang yg ada di rumah itu), mengembalikan pinjeman uang sekecil apapun, berani minta
maaf saat melakukan kesalahan dan tau terima kasih jika telah dibantu sekecil apapun.
Kelihatannya sederhana, tapi orang yang tidak punya attitude itu (maaf) enekkin
banget. Bersyukurlah, bukan karena kita terlahir di keluarga yang kaya atau
cukup. Bersyukurlah kalau kita terlahir di keluarga yang mengajarkan kita
kesantunan, etika, tata krama dan kesederhanaan. Karena ini jauh lebih mahal
daripada sekedar uang.
Sumber: Kompasiana
-DH-
0 komentar:
Posting Komentar